"Empowering EFL Educators: A Workshop Series on Technology Integration and Innovative Teaching Practices"

Berita

berita baru

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris UNY telah memulai Program Praktisi Mengajar 2024-nya setelah berhasil bersaing dengan ratusan program studi lainnya di seluruh Indonesia untuk mengadakan kegiatan ini. Serangkaian workshop menggembirakan yang bertujuan untuk membekali calon pendidik Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing (EFL) dengan keterampilan mutakhir dalam integrasi teknologi dan praktik pengajaran inovatif. Serangkaian workshop selama empat pekan, yang diberi judul "Empowering EFL Educators: A Workshop Series on Technology Integration and Innovative Teaching Practices” dimulai pada Selasa, 23 April 2024, dan akan berlangsung setiap Selasa hingga 14 Mei 2024.

Diselenggarakan di Ruang Seminar WS. Rendra Lantai 2 berkapasitas 80-100 orang, serangkaian workshop ini secara khusus dirancang untuk mahasiswa dibawah bimbingan Dr. Lusi Nurhayati, S.Pd., M.App.Ling. yang tergabung dalam mata kuliah English Language Teaching Methodology Kelas G semester 4. Dr. Laily Amin Fajariyah, M.Pd., seorang praktisi terkemuka di bidang pengajaran bahasa Inggris, akan memimpin sesi-sesi tersebut, dengan berbagi kekayaan pengetahuan dan wawasan praktisnya.

Sesi pertama, "ICT in ELT within TPACK Framework," Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Framework, mengeksplorasi bagaimana teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dapat diintegrasikan secara lancar ke dalam proses pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris. Peserta memperoleh pemahaman komprehensif tentang interaksi yang rumit antara teknologi, pedagogi, dan pengetahuan konten.
Dalam sesi ini mahasiswa diperkenalkan dengan serangkaian sumber daya dan bahan ajar apa saja yang bisa memperkaya kolaborasi dan komunikasi antara siswa dan guru, serta antara siswa dengan siswa lainnya. Bahan ajar berupa digital story lengkap dengan gambar dan audio, diperkenalkan oleh Dr. Laily Amin Fajariyah, M.Pd. sebagai bentuk solusi menarik untuk memicu minat belajar siswa dalam pengajaran bahasa Inggris. Kehadiran teknologi juga di integrasikan dalam mendukung bahan ajar ini. Penggunaan barcode sebagai bentuk penerapan pendekatan pedagogis baru, memandu siswa untuk membuka digital story pada aplikasi YouTube dan juga membuka halaman web yang berisi aktivitas lanjutan seperti game dan kuis terkait digital story yang sudah dipelajari. Koloborasi dalam bahan ajar ini menciptakan suasana belajar yang ekspresif dan inovatif.

Membangun kesuksesan sesi pertama, "Empowering EFL Educators: A Workshop Series on Technology Integration and Innovative Teaching Practices” melanjutkan perjalanan berharganya, membekali pendidik Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing (EFL) dengan keterampilan dan pengetahuan yang berharga.
Sesi kedua, "Learning Applications for Instructional Purposes," membimbing para mahasiswa melalui seleksi kurasi aplikasi pendidikan dan potensinya untuk meningkatkan pengalaman pengajaran dan pembelajaran. Dr. Laily Amin Fajariyah, M.Pd., membagikan strategi praktis untuk mengintegrasikan aplikasi-aplikasi ini ke dalam kelas EFL, menciptakan lingkungan belajar yang interaktif dan menarik.

Dalam sesi ketiga, "Online EFL Learning: Blended EFL Learning" fokusnya beralih ke lansekap pembelajaran online dan blended yang berkembang pesat. Peserta mengeksplorasi praktik terbaik untuk merancang dan mengimplementasikan pengalaman pembelajaran EFL blended yang efektif, memanfaatkan kekuatan platform dan sumber daya digital sambil menjaga keseimbangan dengan instruksi kelas tradisional.
Sesi puncak, "Flipped EFL Learning, Gamification," memperkenalkan konsep pembelajaran terbalik, di mana siswa terlibat dengan konten instruksional sebelum kelas, sehingga memungkinkan kegiatan yang lebih interaktif dan kolaboratif selama waktu kelas. Selain itu, sesi ini mengeksplorasi potensi strategi gamifikasi untuk menumbuhkan motivasi, keterlibatan, dan pengalaman belajar interaktif di kelas EFL.
Dalam pertemuan kali ini, mahasiswa dibimbing untuk mengeksplorasi berbagai teknologi yang dapat mempermudah tugas guru dalam membuat bahan ajar yang kreatif. Para mahasiswa diperkenalkan pada sejumlah aplikasi dan platform digital yang dapat dimanfaatkan, antara lain:

1. Aplikasi/website pembuat mind mapping atau peta pikiran, GitMind. Aplikasi ini membantu mahasiswa mengorganisir ide, mengeksplorasi hubungan antara konsep, serta merencanakan dan menyusun bahan ajar secara lebih efektif dan visual. Mahasiswa diberikan kesempatan dan instruksi untuk mencoba aplikasi tersebut dengan membuat mind map terkait materi Text-Based Language Teaching menggunakan template yang tersedia.
2. Aplikasi/website bernama ChatGPT yang menyediakan layanan percakapan berbasis kecerdasan buatan (Artificial intelligence). Dalam konteks pendidikan, ChatGPT dapat digunakan untuk membantu guru membuat bahan ajar. Pada pertemuan kali ini, mahasiswa dapat menggunakan aplikasi ini untuk membuat teks cerita naratif sebagai bahan membuat digital story.
3. Website pembuat digital story, wave.video. Dengan memanfaatkan fitur-fitur yang ditawarkan oleh Wave.video, mahasiswa dapat mengembangkan teks cerita naratif yang sudah mereka buat sebelumnya menjadi digital story. Penggunaan elemen multimedia seperti gambar, video, dan suara yang tersedia di website tersebut memberikan nilai tambahan yang signifikan dalam penyajian cerita naratif sebagai bahan ajar yang menarik dan interaktif.
4. Quizziz, platform untuk menyusun kuis berbasis gamification. Platform ini menyediakan tool yang beragam untuk menjadikan pembelajaran lebih interaktif, seperti soal pilihan ganda, isian singkat, polling, barcode, hingga Quizziz AI yang dapat membantu guru untuk membuat kuis dalam waktu singkat. Dengan teks cerita naratif yang sudah dibuat melalui ChatGPT, mahasiswa diminta untuk menyusun kuis dengan memanfaatkan fitur Quizziz AI.
Dengan adanya pemaparan ini, diharapkan mahasiswa ke depannya dapat memanfaatkan teknologi secara optimal untuk mengembangkan bahan ajar yang kreatif, interaktif, dan sesuai dengan minat serta gaya belajar siswa di era digital. Hal ini akan membantu menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan efektif, serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan pendidikan di masa yang akan datang.